JFF SMA Negeri 1 Sigaluh, Baru Berdiri Penuh Prestasi

Ekstrakurikuler (Ekskul) Jurnalistik Film Fotografi (JFF) SMA Negeri 1 Sigaluh merupakan Ekskul yang terhitung baru. Tepatnya berdiri 01 April 2010 yang lalu. Namun untuk urusan produktifitas berkarya dan prestasi, jangan diragukan. Dalam waktu tiga bulan, ekskul JFF telah mampu memproduksi sebanyak 4 buah film pendek. Film berjudul “Sabrina Pembatik Cilik” besutan sutradara Dany Dwijaka Sudrajat telah berhasil masuk menjadi nominasi lima besar film terbaik Festival Film Purbalingga, dan bahkan menjadi film kedua terfavorit pilihan penonton dalam festival yang berlangsung 26 hingga 29 Mei lalu.

warna warni mos

Sigaluh- Topi dari cething (tempat nasi) berwarna merah putih, kaos kaki berbeda warna merah putih di kedua kaki, kaca mata hitam, serta ikat pinggang dari tali rafia merupakan segelintir atribut yang dikenakan oleh peserta Masa Orientasi Siswa (MOS) SMA Negeri 1 Sigaluh. Bertempat di lingkungan SMA Negeri 1 Sigaluh, Senin hingga Rabu (12-14/07), sebanyak tidak kurang dari 180 siswa baru mengikuti acara MOS tersebut. Aneka atribut

Jumat, 27 Mei 2011

Warna Warni MOS SMAN 1 Sigaluh


Sigaluh- Topi dari cething (tempat nasi) berwarna merah putih, kaos kaki berbeda warna merah putih di kedua kaki, kaca mata hitam, serta ikat pinggang dari tali rafia merupakan segelintir atribut yang dikenakan oleh peserta Masa Orientasi Siswa (MOS) SMA Negeri 1 Sigaluh. Bertempat di lingkungan SMA Negeri 1 Sigaluh, Senin hingga Rabu (12-14/07), sebanyak tidak kurang dari 180 siswa baru mengikuti acara MOS tersebut. Aneka atribut tersebut menurut Yanudin, ketua OSIS SMA Negeri 1 Sigaluh, dimaksudkan sebagai tanda kreatifitas siswa baru untuk berekspresia. “Warna merah dan putih yang mendominasi aneka atribut merupakan perwujudan cinta tanah air Indonesia” jelas Yanudin.
Selain aneka atribut nyleneh, peserta MOS juga dibekali dengan aneka materi orientasi sekolah, mulai dari Wawasan Wiyata Mandala, Tips Belajar, Penaggulangan Narkoba, Baris Berbaris, dan aneka materi lainnya. Menurut Drs. Maryono, M.Pd, dalam sambutannya di upacara pembukaan MOS, Senin (12/07), tujuan dari MOS ini untuk saling mengenal antar warga sekolah, beradaptasi, serta bersosialisasi dengan lingkungan baru. Acara penutupan MOS, Rabu (14/07), dipimpin oleh Surip Pudjoraharjono, SPd., di Aula SMA Negeri 1 Sigaluh. Dalam sambutan penutupannya, beliau menyampaikan agar kebiasaan baik yang diperoleh dari MOS bisa dilanjutkan, serta kebiasaan buruk ketika masa SMP agar segera ditinggalkan, agar kedepan dapat membawa nama baik bagi sekolah yang baru dimasuki oleh peserta MOS.
(Nurul)

JFF SMA Negeri 1 Sigaluh, Baru Berdiri Penuh Prestasi


Ekstrakurikuler (Ekskul) Jurnalistik Film Fotografi (JFF) SMA Negeri 1 Sigaluh merupakan Ekskul yang terhitung baru. Tepatnya berdiri 01 April 2010 yang lalu. Namun untuk urusan produktifitas berkarya dan prestasi, jangan diragukan. Dalam waktu tiga bulan, ekskul JFF telah mampu memproduksi sebanyak 4 buah film pendek. Film berjudul “Sabrina Pembatik Cilik” besutan sutradara Dany Dwijaka Sudrajat telah berhasil masuk menjadi nominasi lima besar film terbaik Festival Film Purbalingga, dan bahkan menjadi film kedua terfavorit pilihan penonton dalam festival yang berlangsung 26 hingga 29 Mei lalu.
Film kedua berjudul “Mengintip Jejak Peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Kabupaten Banjarnegara” karya sutradara Putrangga Sektiyasa bahkan menjadi Juara Pertama Festival Seni Budaya SMK Negeri 3 Banyumas, dan film ketiga berjudul “Lestari Dawet Ayuku” berhasil meraih Juara Kedua dalam ajang yang sama bulan Juni lalu.
Nah, ternyata umur sejagung tidak lantas menjadi alasan bagi Ekskul JFF SMA Negeri 1 Sigaluh untuk miskin karya dan prestasi. Justru dengan semangat yang masih membara, Ekskul JFF ingin unjuk gigi dan membuktikan diri bahwa yang muda bisa produktif berkarya. Semoga semangat ini tidak hanya anget-anget tahi ayam, namun akan semakin berkobar dan semakin banyak meraih prestasi dikemudian hari.
(Febry Sulistiyono)

Silaturahim PA di Puncak Lawe


abtu hingga Minggu (07-08/08), adalah hari yang sibuk bagi para peserta Ekskul Kelompok Pelajar Pencinta Alam Srigala SMA Negeri 1 Sigaluh. Mereka mengadakan perkemahan di Gunung Lawe, Banjarmangu. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi antar pelajar yang tergabung dalam Pencinta Alam se Banjarnegara. “Sebelum bulan Ramadhan tiba, ada baiknya sesama anggota PA silaturahmi kanggo nyambung seduluran” begitu ungkap Irwan Godrez, salah satu penggagas dan juga senior dalam acara ini. Perjalanan yang dilakukan oleh para peserta dalam kegiatan ini cukup berat dan menantang. Mereka diharuskan berjalan kaki dari sekolah masing-masing sampai ke puncak Gunung Lawe. Sesampaionya disana kemudian para peserta mendirikan tenda, memasak, dan membuat api unggun pada malam harinya. Pagi harinya para peserta sudah diajak naik ke puncak lawe untuk melihat matahari terbit. Mujiono, salah satu peserta kegiatan itu menmgaku sangat takjup dengan keindahan Gunung Lawe dengan jajaran pohon pinus dan juga kecuraman tebingnya. ”Tempat ini perlu dikembangkan dengan lebih baik oleh pihak yang berkepentingan agar dimanfaatkan sebagai objek wisata alam yang unggul” ungkapnya.
Dalam acara penutupan, seluruh peserta diwajibkan membersihkan lingkungan sekitar dari sampah. ”Sedikit apapun sampah tidak boleh ditinggalkan oleh seorang anggota PA” pungkas Irwan Godrez dalam sambutannya mengakhiri acara.
(Nurul Latifah, X-5)

Cerbung: Daniella Kh. (X-5)

Sepulang sekolah ikut latihan bareng Blue Band. Aku merasakan ini seperti mimpi, bergabung dengan cowok paling cakep se sekolahku. Aku berlatih sampai sore tiba. Seperti biasanya, aku menunggu jemputan kakakku. Namun tidak seperti biasanya, sampai semua temanku telah pulang, kakaku belum juga menjemput. Hingga tiba-tiba sebuah motor Ninja warna biru berhenti didepanku. “Yuk ikut aku” sapa pengendara motor itu, dengan masih mengenakan helmnya. “Ayo naik, kok bengong?” ulangnya lagi mengagetkanku. Rasanya aku mngenali suara itu. Ya, tidak salah, setelah pengendara motor itu membuka helmnya, ternyata benar, Evan lah yang ada di balik helm itu. Namun aku dibuatnya terkaget-kaget. Evan kini telah berubah. Sekarang ia tak lagi memakai kacamata ala Harry Potter yang membuatnya tampak culun. Ia kini memakai soft lens warna biru. Motor vespa bututnya pun kini telah berubah menjadi Ninja. Rasanya aku seperti sedang melihat sulapan saja. Hingga tanpa sadar aku telah naik di boncengan motornya yang membawaku melaju sembari mengaburkan kekagetanku yang masih tak percaya dengan tampilan Evan sekarang.
Esoknya, disekolah, aku sengaja pergi ke perpustakaan. Tempat dimana Evan dulu biasa nongkrong dengan buku-buku kesayangannya yang membuat matanya semakin hari semakin bertambah minusnya. Ternyata benar dugaanku, Evan masih ada di perpustakaan. Ia sedang asik membaca buku.
“Kamu sekarang berubah ya?” tanyaku mengagetkan Evan. Evan hanya tersenyum manis, senyum yang membuatku ingin kembali merajut hubunganku beberapa hari yang lalu. Senyum itu membuat aku berharap dapat kembali berpacaran dengan Evan.
”Hai Van, gimana udah dapet bukunya?” Serobot pertanyaan Laura mengagetkanku yang masih takjup melihat perubahan dalam diri Evan. ”Belum sayang..” jawab Evan.
”Apa? Sayang?” Gumamku kecut. Terlebih Evan melanjutkan kemudian berkata ” Oya Sher, kenalin nih, Laura, cewek baruku”. Deg!! Sontak aku serasa akan pingsan. Baru tiga hari yang lalu aku memutuskannya, kini dengan tampilan barunya ia benar-benar membuatku menyesal telah memutuskannya. ”aughh.....Evan.......selamat jalan......”
(Tamat)

Praktik Jurnalistik Ekskul JFF


Pada pelatihan rutin Ekstrakurikuler Jurnalistik Film Fotografi (JFF) Selasa lalu (03/08) di ruang kelas X-1 SMA Negeri 1 Siogaluh, para peserta ditantang langsung untuk melakukan praktik menjadi reporter langsung di depan kamera. Sebelumnya peserta disuguhi 3 film pendek bergenre reportase serta dokudrama untuk mendapatkan gambaran awal menegenai cara emnjadi seorang reporter yang baik. Sebagian peserta masih kelihatan canggung menjadi reporter menghadapi kamera. Terlebih sebagian besar juga bermodalkan nekat, tanpa skenario yang matang. Untuk itu, Zheni Purwono, S.Pd., pembina Ekskul JFF dalam kesempatan tersebut menekankan kepada peserta mengenai pentingnya peran sebuah skenario dalam pembuatan film. ”Selama ini kebanyakan siswa terburu-buru ingin membuat sebuah film. Padahal mereka tidak memiliki bekal kemampuan membuat skenario, sehingga hasilnya tentu saja kurang maksimal” demikian ungkapnya. ”Padahal, dalam proses pembuatan film yang baik, apapun genrenya, tahpa persiapan, utamanya pematangan skenario memakan porsi 75 % dari proses produksi sebuah film” tambahnya.
Untuk itulah di akhir materi para peserta diajak untuk membuat skenario film yang benar. Nurul, siswi kelas X-5 mengaku awalnya bingung ketika disuruh membuat skenario film. Namun setelah mendapat bimbingan akhirnya bisa juga. Sedangkan Anissa, siswi kelas X-4 yang mendapat kesempatan pertama praktik menjadi reporter, mengaku dengan skenario seadanya mustahil seorang reporter pemula tampil bagus di depan kamera. Praktik reportase ini memang sengaja dikebut guna menghadapi beberapa iven yang akan datang dalam waktu dekat yang rencananya akan diikuti oleh Ekskul JFF. Beberapa iven tersebut diantaranya Festival Film Dokumenter di Yogyakarta, Hellofest di Jakarta, dan juga Kompetisi Video Amatir kementrian Pertanian RI.
(Irnita, X-4)

Jumat, 20 Mei 2011

visi dan misi

9 Keunikan SMAN 1 Sigaluh :
1. Pagar model Majapahit, gaya yunani besi stenlis
2. Taman Maerokoco, kolam ikan hias
3. Reading Heal / Gubug Baca
4. 100 pohon sangga langit, pecut bledeg
5. Ruang tamu / meja piket model Resepsionis
6. Guru putri semuanya pakai jilbab saat kegiatan KBM
7. Siswa pakai identitas setiap Rabu dan Kamis, putra pakai baju koko, putri pakai busana muslimah
8. Budayakan salaman setiap pagi antar siswa dan guru sebelum KBM
9. Kebiasaan SBY tiap jumat pagi sebelum KBM jam pertama.
BIASAKAN 6S DI LINGKUNGAN SEKOLAH Dilingkungan SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara ada kebiasaan yaitu 6S, Salam, Senyum,Sapa, Sopan, Santun, dan Semangat. Keenam poin yang terangkum dalam 6S tersebut adalah ramuan lama yang terkadang terdengar sangat normatif. Namun Bapak Darusalam selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Sigaluh optimis, pembiasaan perilaku 6S akan menuju suatu titik pencapaian yang positif, yang secara berangsur-angsur akan membentuk mentalitas pemuda yang lebih baik dan berakhlak mulia.
Harapan Kepala Sekolah dengan dibiasakan 6S maka akan membentuk jiwa san mental pemuda yang berakhlak mulia.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More