Jumat, 27 Mei 2011

Silaturahim PA di Puncak Lawe


abtu hingga Minggu (07-08/08), adalah hari yang sibuk bagi para peserta Ekskul Kelompok Pelajar Pencinta Alam Srigala SMA Negeri 1 Sigaluh. Mereka mengadakan perkemahan di Gunung Lawe, Banjarmangu. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi antar pelajar yang tergabung dalam Pencinta Alam se Banjarnegara. “Sebelum bulan Ramadhan tiba, ada baiknya sesama anggota PA silaturahmi kanggo nyambung seduluran” begitu ungkap Irwan Godrez, salah satu penggagas dan juga senior dalam acara ini. Perjalanan yang dilakukan oleh para peserta dalam kegiatan ini cukup berat dan menantang. Mereka diharuskan berjalan kaki dari sekolah masing-masing sampai ke puncak Gunung Lawe. Sesampaionya disana kemudian para peserta mendirikan tenda, memasak, dan membuat api unggun pada malam harinya. Pagi harinya para peserta sudah diajak naik ke puncak lawe untuk melihat matahari terbit. Mujiono, salah satu peserta kegiatan itu menmgaku sangat takjup dengan keindahan Gunung Lawe dengan jajaran pohon pinus dan juga kecuraman tebingnya. ”Tempat ini perlu dikembangkan dengan lebih baik oleh pihak yang berkepentingan agar dimanfaatkan sebagai objek wisata alam yang unggul” ungkapnya.
Dalam acara penutupan, seluruh peserta diwajibkan membersihkan lingkungan sekitar dari sampah. ”Sedikit apapun sampah tidak boleh ditinggalkan oleh seorang anggota PA” pungkas Irwan Godrez dalam sambutannya mengakhiri acara.
(Nurul Latifah, X-5)

Cerbung: Daniella Kh. (X-5)

Sepulang sekolah ikut latihan bareng Blue Band. Aku merasakan ini seperti mimpi, bergabung dengan cowok paling cakep se sekolahku. Aku berlatih sampai sore tiba. Seperti biasanya, aku menunggu jemputan kakakku. Namun tidak seperti biasanya, sampai semua temanku telah pulang, kakaku belum juga menjemput. Hingga tiba-tiba sebuah motor Ninja warna biru berhenti didepanku. “Yuk ikut aku” sapa pengendara motor itu, dengan masih mengenakan helmnya. “Ayo naik, kok bengong?” ulangnya lagi mengagetkanku. Rasanya aku mngenali suara itu. Ya, tidak salah, setelah pengendara motor itu membuka helmnya, ternyata benar, Evan lah yang ada di balik helm itu. Namun aku dibuatnya terkaget-kaget. Evan kini telah berubah. Sekarang ia tak lagi memakai kacamata ala Harry Potter yang membuatnya tampak culun. Ia kini memakai soft lens warna biru. Motor vespa bututnya pun kini telah berubah menjadi Ninja. Rasanya aku seperti sedang melihat sulapan saja. Hingga tanpa sadar aku telah naik di boncengan motornya yang membawaku melaju sembari mengaburkan kekagetanku yang masih tak percaya dengan tampilan Evan sekarang.
Esoknya, disekolah, aku sengaja pergi ke perpustakaan. Tempat dimana Evan dulu biasa nongkrong dengan buku-buku kesayangannya yang membuat matanya semakin hari semakin bertambah minusnya. Ternyata benar dugaanku, Evan masih ada di perpustakaan. Ia sedang asik membaca buku.
“Kamu sekarang berubah ya?” tanyaku mengagetkan Evan. Evan hanya tersenyum manis, senyum yang membuatku ingin kembali merajut hubunganku beberapa hari yang lalu. Senyum itu membuat aku berharap dapat kembali berpacaran dengan Evan.
”Hai Van, gimana udah dapet bukunya?” Serobot pertanyaan Laura mengagetkanku yang masih takjup melihat perubahan dalam diri Evan. ”Belum sayang..” jawab Evan.
”Apa? Sayang?” Gumamku kecut. Terlebih Evan melanjutkan kemudian berkata ” Oya Sher, kenalin nih, Laura, cewek baruku”. Deg!! Sontak aku serasa akan pingsan. Baru tiga hari yang lalu aku memutuskannya, kini dengan tampilan barunya ia benar-benar membuatku menyesal telah memutuskannya. ”aughh.....Evan.......selamat jalan......”
(Tamat)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More